JAKARTA - Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memamerkan gambar dirinya menjadi sasaran latihan tembak teroris menuai protes dari tim pemenangan JK-Win. Tim ini menilai, Presiden telah menyalahi aturan bahkan masuk kategori membocorkan rahasia negara. Karena, menurut Tim JK - Win, data Intelejen seharusnya tidak dipublikasikan kepada publik.
''Data intelejen yang disampaikan presiden SBY, seharusnya dijadikan bahan penyelidikan dini, untuk mengantisipasi kejadian. Bukan untuk dipublikasikan. Kalau sudah didapat lama, kenapa tidak ditindak lanjuti, dan baru sekarang dibuka di depan publik,'' kata juru bicara tim JK-Win Jogi Soehandoyo kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (18/7) malam.
Menurut Jogi, apa yang dilakukan presiden SBY justru memperkeruh suasana. Apalagi mengaitkan pemboman itu dengan pelaksanaan Pilpres 2009. Jogi justru mempertanyakan, mengapa penggunaan produk intelejen itu baru sekarang. Dan bukan tidak ditindak lanjuti saja,'' Jogi menegaskan. Sebelumnya, Calon Presiden Megawati Juga menyayangkan sikap SBY itu. Ia juga mempertanyakan, mengapa SBY tidak menindak lanjuti temuan intelejennya itu. ''Kalau memang sudah punya bukti, kenapa tidak ditangkap saja,'' tanya Megawati ketika itu.
Jogi menyayangkan pernyataan SBY terkait pemboman itu. Menurut dia, seharusnya, presiden SBY tidak mengeluarkan pernyataan yang justru menurunkan kredibilitasnya.Mengenai pelaku pemboman, Jogi mengajak semua pihak untuk tidak berspekulasi. Pasalnya, kata dia, masih banyak kemungkinan tentang pelaku bom di kawasan mega kuningan itu. ''Yang pasti, pelaku pemboman adalah pihak yang ingin membuat kekacauan di negeri ini,'' ujarnya.
Kekacauan itu sendiri, bisa ditafsirkan macama-macam. ''Polisi harus bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Bisa saja, pelaku bom ini merupakan jaringan internasional yang tidak suka melihat kemesaraan antara Indonesia dengan Amerika Serikat,'' tandasnya.Untuk itu, Jogi berharap, agar semua pihak bertindak arif dan menghilangkan prasangka antar sesama anak bangsa . Dan pemerintah, tidak perlu ragu untuk menindak siapa pun pelakunya. ''Kalau aparat memang sudah memiliki bukti, tangkap saja. Rakyat pasti akan mendukung,'' Jogi menandaskan.
''Data intelejen yang disampaikan presiden SBY, seharusnya dijadikan bahan penyelidikan dini, untuk mengantisipasi kejadian. Bukan untuk dipublikasikan. Kalau sudah didapat lama, kenapa tidak ditindak lanjuti, dan baru sekarang dibuka di depan publik,'' kata juru bicara tim JK-Win Jogi Soehandoyo kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (18/7) malam.
Menurut Jogi, apa yang dilakukan presiden SBY justru memperkeruh suasana. Apalagi mengaitkan pemboman itu dengan pelaksanaan Pilpres 2009. Jogi justru mempertanyakan, mengapa penggunaan produk intelejen itu baru sekarang. Dan bukan tidak ditindak lanjuti saja,'' Jogi menegaskan. Sebelumnya, Calon Presiden Megawati Juga menyayangkan sikap SBY itu. Ia juga mempertanyakan, mengapa SBY tidak menindak lanjuti temuan intelejennya itu. ''Kalau memang sudah punya bukti, kenapa tidak ditangkap saja,'' tanya Megawati ketika itu.
Jogi menyayangkan pernyataan SBY terkait pemboman itu. Menurut dia, seharusnya, presiden SBY tidak mengeluarkan pernyataan yang justru menurunkan kredibilitasnya.Mengenai pelaku pemboman, Jogi mengajak semua pihak untuk tidak berspekulasi. Pasalnya, kata dia, masih banyak kemungkinan tentang pelaku bom di kawasan mega kuningan itu. ''Yang pasti, pelaku pemboman adalah pihak yang ingin membuat kekacauan di negeri ini,'' ujarnya.
Kekacauan itu sendiri, bisa ditafsirkan macama-macam. ''Polisi harus bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Bisa saja, pelaku bom ini merupakan jaringan internasional yang tidak suka melihat kemesaraan antara Indonesia dengan Amerika Serikat,'' tandasnya.Untuk itu, Jogi berharap, agar semua pihak bertindak arif dan menghilangkan prasangka antar sesama anak bangsa . Dan pemerintah, tidak perlu ragu untuk menindak siapa pun pelakunya. ''Kalau aparat memang sudah memiliki bukti, tangkap saja. Rakyat pasti akan mendukung,'' Jogi menandaskan.
0 komentar:
Post a Comment